PUISI
Cerita
Rakyat Sumatera Utara
DANAU TOBA
Danau Toba diangkat dari sebuah kisah dari Sumatera.Dari
kehidupan seorang petani yang sebatang kara.Suatu hari ia sedang mencari
ikan,dia menangkap seekor ikan yang dapat bicara.Lalu ikan tersebut berubah
menjadi wanita cantik dan menjadi istri petani itu.Wanita cantik itu memberikan
pantangan kepada si petani agar tidak memberitahukan asal usulnya,jika
diingkari akan terjadi hal yang buruk.
Setelah beberapa waktu mereka dikarunia anak laki-laki.Suatu
hari,anak tersebut mendapat tugas dari ibunya untuk mengantarkan makanan ke
ayahnya yang sedang berada di sawah.Namun,makanan tersebut malah dimakannya
hingga habis.Si ayah marah besar langsung memarahi anaknya itu.”Dasar anak
ikan!!!!Tak tahu diri!!!!”.Si petani tanpa sadar mengucapkan kata pantangan
terhadap anaknya.
Setelah berucap kata itu,seketika anak dan istrinya
lenyap sekejap tanpa jejak.Dari injakan tapak kakinya,tiba-tiba menyemburkan
air yang sangat deras.Air meluap dan membentuk sebuah telaga,dan akhirnya
membentuk sebuah danau.Danau itu akhirnya dikenal dengan sebutan “Danau Toba”.
Jika objek cerita Danau Toba dengan sudut pandang “Si
istri yang kecewa dengan suaminya yang mengucapkan kata pantangan kepada Si
anak”, dituliskan dalam bentuk puisi sebagai berikut.
Kecewa
Karnamu
Lupakah
kau petani
Suamiku
Dimana
pikiranmu
Seberapa
murka
Tega
ucap semua itu
Pura-pura
hilang ingatan
Atau
lupa janji kita
Siapa
diriku
Asal
usulku
Wujud
asliku
Kini
Tak
perlu tangisi
Dan
sesali
Nasi
tlah berubah bubur
Mana
mungkin putar waktu
Benahi
kelalaianmu
Trimalah
petaka
Akibat
kata lidahmu
Dirimu
Dan
semua
Hanyut
larut
Jadi
telaga
Danau
Dan akhir kata dariku
Jadilah Danau Toba
Cerita
Rakyat Tanah Jawa
KEONG EMAS
Alkisah
pada jaman dahulu kala hiduplah seorang pemuda bernama Galoran. Ia termasuk
orang yang disegani karena kekayaan dan pangkat orangtuanya. Namun Galoran
sangatlah malas dan boros. Sehari-hari kerjanya hanya menghambur-hamburkan
harta orangtuanya, bahkan pada waktu orang tuanya meninggal dunia ia semakin
sering berfoya-foya. Karena itu lama kelamaan habislah harta orangtuanya.
Walaupun demikian tidak membuat Galoran sadar juga, bahkan waktu dihabiskannya
dengan hanya bermalas-malasan dan berjalan-jalan. Iba warga kampung melihatnya.
Namun setiap kali ada yang menawarkan pekerjaan kepadanya, Galoran hanya makan
dan tidur saja tanpa mau melakukan pekerjaan tersebut. Namun akhirnya galoran
dipungut oleh seorang janda berkecukupan untuk dijadikan teman hidupnya. Hal
ini membuat Galoran sangat senang ; "Pucuk dicinta ulam pun tiba",
demikian pikir Galoran.
Janda tersebut mempunyai seorang anak perempuan yang sangat rajin dan pandai menenun, namanya Jambean. Begitu bagusnya tenunan Jambean sampai dikenal diseluruh dusun tersebut. Namun Galoran sangat membenci anak tirinya itu, karena seringkali Jambean menegurnya karena selalu bermalas-malasan.
Rasa benci Galoran sedemikian dalamnya, sampai tega merencanakan pembunuhan anak tirinya sendiri. Dengan tajam dia berkata pada istrinya : " Hai, Nyai, sungguh beraninya Jambean kepadaku. Beraninya ia menasehati orangtua! Patutkah itu ?" "Sabar, Kak. Jambean tidak bermaksud buruk terhadap kakak" bujuk istrinya itu. "Tahu aku mengapa ia berbuat kasar padaku, agar aku pergi meninggalkan rumah ini !" seru nya lagi sambil melototkan matanya. "Jangan begitu kak, Jambean hanya sekedar mengingatkan agar kakak mau bekerja" demikian usaha sang istri meredakan amarahnya. "Ah .. omong kosong. Pendeknya sekarang engkau harus memilih .. aku atau anakmu !" demikian Galoran mengancam.
Sedih hati ibu Jambean. Sang ibu menangis siang-malam karena bingung hatinya. Ratapnya : " Sampai hati bapakmu menyiksaku jambean. Jambean anakku, mari kemari nak" serunya lirih. "Sebentar mak, tinggal sedikit tenunanku" jawab Jambean. "Nah selesai sudah" serunya lagi. Langsung Jambean mendapatkan ibunya yang tengah bersedih. "Mengapa emak bersedih saja" tanyanya dengan iba. Maka diceritakanlah rencana bapak Jambean yang merencanakan akan membunuh Jambean. Dengan sedih Jambean pun berkata : " Sudahlah mak jangan bersedih, biarlah aku memenuhi keinginan bapak. Yang benar akhirnya akan bahagia mak". "Namun hanya satu pesanku mak, apabila aku sudah dibunuh ayah janganlah mayatku ditanam tapi buang saja ke bendungan" jawabnya lagi. Dengan sangat sedih sang ibu pun mengangguk-angguk. Akhirnya Jambean pun dibunuh oleh ayah tirinya, dan sesuai permintaan Jambean sang ibu membuang mayatnya di bendungan. Dengan ajaib batang tubuh dan kepala Jambean berubah menjadi udang dan siput, atau disebut juga dengan keong dalam bahasa Jawanya.
Tersebutlah di Desa Dadapan dua orang janda bersaudara bernama Mbok Rondo Sambega dan Mbok Rondo Sembadil. Kedua janda itu hidup dengan sangat melarat dan bermata pencaharian mengumpulkan kayu dan daun talas. Suatu hari kedua bersaudara tersebut pergi ke dekat bendungan untuk mencari daun talas. Sangat terpana mereka melihat udang dan siput yang berwarna kuning keemasan. "Alangkah indahnya udang dan siput ini" seru Mbok Rondo Sambega "Lihatlah betapa indahnya warna kulitnya, kuning keemasan. Ingin aku bisa memeliharanya" serunya lagi. "Yah sangat indah, kita bawa saja udang dan keong ini pulang" sahut Mbok Rondo Sembadil. Maka dipungutnya udang dan siput tersebut untuk dibawa pulang. Kemudian udang dan siput tersebut mereka taruh di dalam tempayan tanah liat di dapur. Sejak mereka memelihara udang dan siput emas tersebut kehidupan merekapun berubah. Terutama setiap sehabis pulang bekerja, didapur telah tersedia lauk pauk dan rumah menjadi sangat rapih dan bersih. Mbok Rondo Sambega dan Mbok Rondo Sembadil juga merasa keheranan dengan adanya hal tersebut. Sampai pada suatu hari mereka berencana untuk mencari tahu siapakah gerangan yang melakukan hal tersebut.
Suatu hari mereka seperti biasanya pergi untuk mencari kayu dan daun talas, mereka berpura-pura pergi dan kemudian setelah berjalan agak jauh mereka segera kembali menyelinap ke dapur. Dari dapur terdengar suara gemerisik, kedua bersaudara itu segera mengintip dan melihat seorang gadis cantik keluar dari tempayan tanah liat yang berisi udang dan Keong Emas peliharaan mereka. "tentu dia adalah jelmaan keong dan udang emas itu" bisik Mbok Rondo Sambega kepada Mbok Rondo Sembadil. "Ayo kita tangkap sebelum menjelma kembali menjadi udang dan Keong Emas" bisik Mbok Rondo Sembadil. Dengan perlahan-lahan mereka masuk ke dapur, lalu ditangkapnya gadis yang sedang asik memasak itu. "Ayo ceritakan lekas nak, siapa gerangan kamu itu" desak Mbok Rondo Sambega "Bidadarikah kamu ?" sahutnya lagi. "bukan Mak, saya manusia biasa yang karena dibunuh dan dibuang oleh orang tua saya, maka saya menjelma menjadi udang dan keong" sahut Jambean lirih. "terharu mendengar cerita Jambean kedua bersaudara itu akhirnya mengambil Keong Emas sebagai anak angkat mereka. Sejak itu Keong Emas membantu kedua bersaudara tersebut dengan menenun. Tenunannya sangat indah dan bagus sehingga terkenallah tenunan terebut keseluruh negeri, dan kedua janda bersaudara tersebut menjadi bertambah kaya dari hari kehari.
Sampailah tenunan tersebut di ibu kota kerajaan. Sang raja muda sangat tertarik dengan tenunan buatan Jambean atau Keong Emas tersebut. Akhirnya raja memutuskan untuk meninjau sendiri pembuatan tenunan tersebut dan pergi meninggalkan kerajaan dengan menyamar sebagai saudagar kain. Akhirnya tahulah raja perihal Keong Emas tersebut, dan sangat tertarik oleh kecantikan dan kerajinan Keong Emas. Raja menitahkan kedua bersaudara tersebut untuk membawa Jambean atau Keong Emas untuk masuk ke kerajaan dan meminang si Keong Emas untuk dijadikan permaisurinya. Betapa senang hati kedua janda bersaudara tersebut.
Jika
objek cerita Danau Toba dengan sudut pandang “Jambean yang menceritakan kisah
sedihnya sampai menuju bahagia bersama pangeran kerajaan”,dituliskan dalam
bentuk puisi sebagai berikut.
KISAHKU
DARI LARA MENUJU BAHAGIA
Tersingkirkan
dari kasih sang ibu
Sebab
hadir bapak tiriku
Niat
membinasakan gadis kecil lugu
Terbunuh
dari kehidupan
Menyamar
seekor keong
Walau
tak bisa dalam dekapan ibu
Hidup
dua orang tua
Selamatkan
dari sengsara
Menerima
sukarela
Diriku
yang tak sempurna
Setiap
saat menenun
Ringankan
beban mereka
Sampai
akhirnya
Membawaku
menuju bahagia
Sang
idaman jiwa
Seorang
putra raja
Membawaku
sukarela keistana
Sebagai
pendamping hidupnya
Luka
sirna
Menuju
jalan baru
Kesedihan
tak selamanya ada
Hikmah
terjadi dibaliknya
Sekarang
Hiduplah
aku bahagia bersama
Selamanya
B1?B2?OR
B3? INDONESIA
Pendidikan
Bahasa
Sastra
Sama
saja Indonesia
Lantai
1
Lantai
2
Or
lantai 3 sama saja Bahasa Sastra Indonesia
Langkah
kita selalu kesana
Lokasi
utama laju belajar kita
Lantai
berapapun sama
Semua
tempat kita belajar dan berkarya
Membaca
menulis serta ilmu lainnya
Ruang
lantai 1,2,or 3 Indonesia
Awal
hingga akhir
MABA
hingga SARJANA bahasa
Ada
disana
Tempat kita capai semua cita
B1,B2,or
B3 milik kita
Hingga
S1 terlaksana sempurna
KENANG
SANG PENDIDIK HINGGA PEJAMKAN MATA
Matematika,bahasa,fisika
dan lainnya
Kukenal
semua karnamu
Saat
memoriku tak sempurna
Kau
selalu menuntun lajunya
Kebenaran
kesabaranmu yang bijaksana
Menyentuh fungsi otak kosong ini
Selalu
berusaha dan berusaha mencerdaskan bangsa
Sang
pendidik
Ketabahanmu
mengajarkan semua
Kecerdasanmu
kau bagikan
Agar
generasi muda bisa mencerna
Ilmu
bermanfaatmu tak sia-sia
Kau
tau
Sang
pendidik yang mulia hatinya
Jasa
usaha dan jerih payahmu
Takkan
terlupa
Mesti
setitik debupun
Selalu
terkenang
Hingga
pejamkan mata tuk terakhir kalinya
Kami
masih ingat
Kau
pahlawan tanpa tanda jasa
Bagi
bangsa dan Negara
Thanks
for you teacher
IBU
NO.1
Ibu
Karnamu
diriku ada
9
bulan kau tunggu
Jerih
payahmu buatku
Agar
q ada di dunia
Kasih
sayangmu kau rawat aku
Hingga
tumbuh dewasa
Hingga
aku dapat buat kata-kata
Cuma
buat sang ibu
No.1
hanya untukmu
Surga
ada padamu
Tak
dapat ku pergi dari pelukmu
Ketulusan
itu
Selalu
kau berikan padaku anakmu
Suatu
saat
Dimanapun
Kapanpun
Kan
ku balas semua itu
No.1
memang engkau ibu
Karna
kau selalu kasihiku
Sepanjang
waktu
Ini puisinya karya sendiri?
ReplyDelete