PENTINGNYA PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
Untuk
Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
Dosen
Pengampu : Andy Suryadi, S.Pd.
Nama
: Fitria Indriyani
NIM : 3101411025
Program Studi : Pendidikan Sejarah
JURUSAN
SEJARAH
FAKULTAS
ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS
NEGERI SEMARANG
2012
·
Uraian
Penting Materi 2.2 Bagian B
Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
sangat penting di ajarkan kepada masyarakat terutama kalangan terpelajar dan
mahasiswa agar dapat berkontribusi dalam masyarakat secara sosial. Pembelajaran
Ilmu Pengetahuan Sosial memiliki tiga tradisi yang berbeda satu dengan lain,
yaitu :
1.
Pembelajaran Ilmu
Pengetahuan Sosial sebagai transmisi kewarganegaraan,
2. Pembelajaran
Ilmu Pengetahuan Sosial sebagai ilmu sosial, dan
3.
Pembelajaran Ilmu
Pengetahuan Sosial sebagai Inkuiri yang reflektif.
·
Pembelajaran
IPS sebagai Transmisi Kewarganegaraan
Pembelajaran ini
merupakan strategi pengajaran IPS yang berhubungan dengan penanaman tingkah
laku, pengetahuan, pandangan, dan nilai yang harus dimiliki oleh peserta didik.
Pembelajaran IPS merupakan proses pewarisan budaya dalam suatu masyarakat
tertentu, sehingga dapat membentuk warga negara yang dapat memenuhi kewajiban,
taat pada hukum, dan bertanggung jawab dalam pembelaan negara. Pembelajaran ini
tidak hanya di ajarkan di Indonesia saja, akan tetapi di negara lain juga di
ajarkan serta ditanamkan Pendidikan Sosial. Terbukti pada negara Amerika yang
menggambarkan kondisi masyarakat yang kental dan lekat dengan segresi sosial.
Hal tersebut yang melatarbelakangi munculnya IPS sebagai solusi dari masalah
yang di hadapi masyarakat.
·
Pembelajaran
IPS sebagai Ilmu Sosial
Pendidikan ini
didasarkan pada asumsi bahwa peserta didik dapat berfikir secara kritis, mampu
mengobservasi dan meneliti. Tujuannya adalah untuk menciptakan warga negara
yang mampu belajar dan berfikir secara baik. Agar dapar mempersiapkan warga
negara, agar dapat berfikir seperti ahli ilmu sosial, yakni merumuskan
hipotesis, mengumpulkan data, melakukan analisa data, dan dapat menarik
simpulansesuai dengan bidang keilmuannya.
·
Pembelajaran
IPS Sebagai Inkuiri Reflektif
“Inkuiri” dalam
bahasa Indonesia berarti pernyataan atau pemeriksaan, akan tetapi dalam konteks
IPS memiliki arti yang lebih luas. Pengertian inkuiri dalam konteks IPS tidak
hanya mencakup pertanyaan dan pemeriksaan, akan tetapi meliputi pula proses
penelitian, keingintahuan, analisis sampai dengan penarikan kesimpulan tentang
hal – hal yang diteliti. Yang di maksud dengan inkuiri reflektif adalah proses
berfikir yang mendalam dan merefleksikan pengalaman atau dengan perkataan lain,
dapat dikatakan sebagai proses merenung. Konsep ini diterapkan pada IPS sebagai
Inquiry Reflective yang diambil dari
filsafat John Dewey yang berkembang pada abad ke-20. Kunci proses ini terdapat
pada konsep-konsep, minat, nilai dan berpikir kritis. Peserta didik dilibatkan
ke dalam suasana kehidupan yang nyata yang harus diteliti dan dipikirkan secara
kritis.
·
Ciri
– Ciri dan Perbedaan 3 Tradisi Dalam Pembelajaran IPS
A. Ciri
- Ciri
·
Pembelajaran IPS
sebagai transmisi kewarganegaraan, ciri – cirinya adalah:
a. Berhubungan
dengan penanaman tingkah laku, pengetahuan, pandangan, dan nilai peserta didik,
b. Nilai
disesuaikan dengan nilai – nilai budaya yang ada disekitar peserta didik dan
pendidik,
c. Sebagai
sarana untuk mentransmisikan nilai budaya kepada masyarakat (proses pewarisan
budaya),
d. Membentuk
warga negara yang memenuhi kewajiban, taat hukum dan bertanggung jawab dalam
pembelaan negara,
e. Proses
pendidikan bersifat statis dan konservatif.
·
Pembelajaran IPS
sebagai ilmu sosial, ciri – cirinya adalah:
a. Peserta
didik dituntut untuk berfikir kritis mengobservasi dan meneliti seperti apa
yang dilakukan oleh ahli ilmu sosial,
b. Membentuk
warga negara yang mampu belajar dan berfikir secara baik,
c. Berfikir
sesuai dengan struktur ilmu sosial,
d. Membentuk
warga negara yang dapat merumuskan hipotesis, mengumpulkan data, menganalisis
data, menarik kesimpulan, dan demokratis,
e. Membekali
peserta didik agar dapat memahami struktur dan proses sosial,
f. Bersifat
akademis terhadap ilmu sosial dan emosional dalam kehidupan bermasyarakat.
·
Pembelajaran IPS
sebagai inkuiri reflektif, ciri – cirinya adalah:
a. Sebagai
proses berfikir yang mendalam (merenung) dan merefleksikan pengalaman,
b. Bersifat
langsung dalam kehidupan yang nyata,
c. Penuh
dengan persoalan yang harus diteliti dan difikirkan secara kritis,
d. Membentuk
peserta didik untuk membuat suatu keputusan dan memecahkan masalah yang
dihadapinya,
e. Menciptakan
manusia yang cendekiawan.
B. Perbedaan
·
IPS sebagai Transmisi
kewarganegaraan membentuk peserta didik menjadi seseorang yang memiliki nilai
budaya dan penanaman tingkah laku dalam bermasyarakat
·
IPS sebagai ilmu sosial
membentuk peserta didik agar mampu menganalisis gejala – gejala sosial yang ada
dalam masyarakat,
·
IPS sebagai Inkuiri
reflektif untuk membentuk peserta didik agar mampu merefleksikan pengalaman
sehingga mampu mengambil keputusan.
·
Ketiga tradisi tersebut
ada dalam pembelajaran di sekolah saya,alasannya adalah
Ø adanya
mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan sebagai implementasi dari IPS sebagai
transmisi kewarganegaraan dimana dalam pembelajaran PKN tersebut tujuannya
adalah membentuk warga negara yang memiliki karakteristik sesuai dengan
kepribadian bangsa Indonesia.
Ø Adanya
mata pelajaran IPS sebagai implementasi dari IPS sebagai ilmu sosial dimana
tujuannya adalah membentuk peserta didik mampu berfikir kritis dan menganalisis
suatu masalah yang terjadi dalam masyarakat.
Ø Adanya
mata pelajaran PKN dan IPS merupakan bukti IPS sebagai inkuiri reflektif dimana
peserta didik belajar dari pengalaman langsung baik yang terjadi pada dirinya
sendiri maupun yang dilihat di masyarakat. Dari pengalaman tersebut peserta
didik dituntut untuk dapat mengambil suatu keputusan.
·
Yang paling dominan
yaitu transmisi kewarganegaraan, karena dalam implementasinya mata pelajaran
PKN diberlakuakan disemua jenjang pendidikan dari tingkat dasar hingga
pendidikan tingkat tinggi.
·
Tidak ada, yang tidak
diterapkan dalam pembelajaran karena pada kenyataannya disetiap sekolah
diterapkan ketiga tradisi tersebut seperti yang telah di jelaskan di atas.
No comments:
Post a Comment