11/03/2015

Pentingnya Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial



                                                             


PENTINGNYA PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

Dosen Pengampu : Andy Suryadi, S.Pd.




Nama : Fitria Indriyani
NIM    : 3101411025

Program Studi : Pendidikan Sejarah




JURUSAN SEJARAH
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2012


·         Uraian Penting Materi 2.2 Bagian B

Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial sangat penting di ajarkan kepada masyarakat terutama kalangan terpelajar dan mahasiswa agar dapat berkontribusi dalam masyarakat secara sosial. Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial memiliki tiga tradisi yang berbeda satu dengan lain, yaitu :
1.      Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial sebagai transmisi kewarganegaraan,
2.      Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial sebagai ilmu sosial, dan
3.      Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial sebagai Inkuiri yang reflektif.

·         Pembelajaran IPS sebagai Transmisi Kewarganegaraan
Pembelajaran ini merupakan strategi pengajaran IPS yang berhubungan dengan penanaman tingkah laku, pengetahuan, pandangan, dan nilai yang harus dimiliki oleh peserta didik. Pembelajaran IPS merupakan proses pewarisan budaya dalam suatu masyarakat tertentu, sehingga dapat membentuk warga negara yang dapat memenuhi kewajiban, taat pada hukum, dan bertanggung jawab dalam pembelaan negara. Pembelajaran ini tidak hanya di ajarkan di Indonesia saja, akan tetapi di negara lain juga di ajarkan serta ditanamkan Pendidikan Sosial. Terbukti pada negara Amerika yang menggambarkan kondisi masyarakat yang kental dan lekat dengan segresi sosial. Hal tersebut yang melatarbelakangi munculnya IPS sebagai solusi dari masalah yang di hadapi masyarakat.

·         Pembelajaran IPS sebagai Ilmu Sosial
Pendidikan ini didasarkan pada asumsi bahwa peserta didik dapat berfikir secara kritis, mampu mengobservasi dan meneliti. Tujuannya adalah untuk menciptakan warga negara yang mampu belajar dan berfikir secara baik. Agar dapar mempersiapkan warga negara, agar dapat berfikir seperti ahli ilmu sosial, yakni merumuskan hipotesis, mengumpulkan data, melakukan analisa data, dan dapat menarik simpulansesuai dengan bidang keilmuannya.

·         Pembelajaran IPS Sebagai Inkuiri Reflektif
“Inkuiri” dalam bahasa Indonesia berarti pernyataan atau pemeriksaan, akan tetapi dalam konteks IPS memiliki arti yang lebih luas. Pengertian inkuiri dalam konteks IPS tidak hanya mencakup pertanyaan dan pemeriksaan, akan tetapi meliputi pula proses penelitian, keingintahuan, analisis sampai dengan penarikan kesimpulan tentang hal – hal yang diteliti. Yang di maksud dengan inkuiri reflektif adalah proses berfikir yang mendalam dan merefleksikan pengalaman atau dengan perkataan lain, dapat dikatakan sebagai proses merenung. Konsep ini diterapkan pada IPS sebagai Inquiry Reflective yang diambil dari filsafat John Dewey yang berkembang pada abad ke-20. Kunci proses ini terdapat pada konsep-konsep, minat, nilai dan berpikir kritis. Peserta didik dilibatkan ke dalam suasana kehidupan yang nyata yang harus diteliti dan dipikirkan secara kritis.

·         Ciri – Ciri dan Perbedaan 3 Tradisi Dalam Pembelajaran IPS
A.    Ciri - Ciri
·         Pembelajaran IPS sebagai transmisi kewarganegaraan, ciri – cirinya adalah:
a.       Berhubungan dengan penanaman tingkah laku, pengetahuan, pandangan, dan nilai peserta didik,
b.      Nilai disesuaikan dengan nilai – nilai budaya yang ada disekitar peserta didik dan pendidik,
c.       Sebagai sarana untuk mentransmisikan nilai budaya kepada masyarakat (proses pewarisan budaya),
d.      Membentuk warga negara yang memenuhi kewajiban, taat hukum dan bertanggung jawab dalam pembelaan negara,
e.       Proses pendidikan bersifat statis dan konservatif.
·         Pembelajaran IPS sebagai ilmu sosial, ciri – cirinya adalah:
a.       Peserta didik dituntut untuk berfikir kritis mengobservasi dan meneliti seperti apa yang dilakukan oleh ahli ilmu sosial,
b.      Membentuk warga negara yang mampu belajar dan berfikir secara baik,
c.       Berfikir sesuai dengan struktur ilmu sosial,
d.      Membentuk warga negara yang dapat merumuskan hipotesis, mengumpulkan data, menganalisis data, menarik kesimpulan, dan demokratis,
e.       Membekali peserta didik agar dapat memahami struktur dan proses sosial,
f.       Bersifat akademis terhadap ilmu sosial dan emosional dalam kehidupan bermasyarakat.
·         Pembelajaran IPS sebagai inkuiri reflektif, ciri – cirinya adalah:
a.       Sebagai proses berfikir yang mendalam (merenung) dan merefleksikan pengalaman,
b.      Bersifat langsung dalam kehidupan yang nyata,
c.       Penuh dengan persoalan yang harus diteliti dan difikirkan secara kritis,
d.      Membentuk peserta didik untuk membuat suatu keputusan dan memecahkan masalah yang dihadapinya,
e.       Menciptakan manusia yang cendekiawan.

B.     Perbedaan

·         IPS sebagai Transmisi kewarganegaraan membentuk peserta didik menjadi seseorang yang memiliki nilai budaya dan penanaman tingkah laku dalam bermasyarakat
·         IPS sebagai ilmu sosial membentuk peserta didik agar mampu menganalisis gejala – gejala sosial yang ada dalam masyarakat,
·         IPS sebagai Inkuiri reflektif untuk membentuk peserta didik agar mampu merefleksikan pengalaman sehingga mampu mengambil keputusan.


·         Ketiga tradisi tersebut ada dalam pembelajaran di sekolah saya,alasannya adalah
Ø  adanya mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan sebagai implementasi dari IPS sebagai transmisi kewarganegaraan dimana dalam pembelajaran PKN tersebut tujuannya adalah membentuk warga negara yang memiliki karakteristik sesuai dengan kepribadian bangsa Indonesia.
Ø  Adanya mata pelajaran IPS sebagai implementasi dari IPS sebagai ilmu sosial dimana tujuannya adalah membentuk peserta didik mampu berfikir kritis dan menganalisis suatu masalah yang terjadi dalam masyarakat.
Ø  Adanya mata pelajaran PKN dan IPS merupakan bukti IPS sebagai inkuiri reflektif dimana peserta didik belajar dari pengalaman langsung baik yang terjadi pada dirinya sendiri maupun yang dilihat di masyarakat. Dari pengalaman tersebut peserta didik dituntut untuk dapat mengambil suatu keputusan.
·         Yang paling dominan yaitu transmisi kewarganegaraan, karena dalam implementasinya mata pelajaran PKN diberlakuakan disemua jenjang pendidikan dari tingkat dasar hingga pendidikan tingkat tinggi.
·         Tidak ada, yang tidak diterapkan dalam pembelajaran karena pada kenyataannya disetiap sekolah diterapkan ketiga tradisi tersebut seperti yang telah di jelaskan di atas.






No comments:

Post a Comment